Nitnetnit - Bagaimana hukumnya jika istri tidak menaati dan tidak menyukai kedua
orang tua suaminya, mertua? dilansir Islampos dari buku karya Nabil
Mahmud: 150 Problem Rumah Tangga yang Sering Terjadi, simak ulasan di
bawah ini.
Seorang istri wajib menaati suami dalam perkara-perkara yang tidak mengandung maksiat kepada Allah.
Syariat telah memberikan dorongan yang kuat kepada istri untuk menaati
suami, serta memperingatkannya dari tidak mentaatinya dalam
perkara-perkara yang ia bisa taat kepadanya.
Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Jika seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa
satu bulan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka akan
dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu-pintu
surga mana saja yang kamu kehendaki’.”
Dalam Al-Musnad, Shahih Ibnu Hibban dan Al-Mustadrak disebutkan bahwa Nabi bersabda,
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada
orang lain (selain Allah), sungguh aku akan memerintahkan seorang istri
untuk bersujud kepada suaminya.”
Dalam kitab Ash-Shahih diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar? Yaitu,
menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.” Kemudian beliau
duduk setelah sebelumnya bersandar dan bersabda, “Ketahuilah, juga
perkataan sia-sia.” Beliau terus menerus mengulanginya hingga kami
bergumam, “Sekiranya beliau berhenti.”
Di antara sempurnanya ketaatan istri kepada suami ialah hendaknya ia
berbuat baik kepada kedua orang tua suami, berbakti kepada keduanya,
tidak berlaku buruk pada keduanya, serta bersabar terhadap apa yang
muncuk dari keduanya. Semua itu dilakukan demi meraih ridha suami agar
dengan itu ia memperoleh pahala dari Allah.
Jika ibu Anda marah pada istri Anda lantaran suatu sebab yang datang
dari istri Anda, maka seyogyanya istri Anda meminta maaf darinya sebelum
ia meninggal, agar ia meninggal dalam keadaan ridha terhadap istri
Anda.
Namun, jika ibu Anda telah meninggal sedangkan istri Anda belum
mengerjakan hal itu maka istri Anda wajib banyak mendoakannya agar
mendapat ampunan.
Demikian pula seorang anak wajib banyak mendoakan kedua orangtuanya ketika keduanya masih hidup maupun sesudah meninggal.
Allah berfirman, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka
sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil’,” (QS. Al-Isra’: 24).
Adapun mengenai hal itu dianggap sebagai kedurhakaan seorang anak kepada
ibunya atau tidak, maka jawabannya adalah jika istri menyakiti ibunya
sementara ia tidak mencegahnya, melarangnya dan menghukum perbuatan
istri tersebut maka hal itu termasuk bentuk kedurhakaan.Sehingga, ia
harus banyak beristighfar dan memperbanyak amal shaleh.
Sesungguhnya Allah Mahamulia dan Mahamenerima taubat lagi Maha
Penyayang, Jika Dia mengetahui dari hamba-Nya kejujuran taubatnya maka
Dia akan menerima taubatnya.
Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’,” (QS. Az-Zumar: 53).
Sumber : tribunnews.com